• Pengelola
  • workshop SKPI
  • Hari santri 2023
  • HAB Kemenag 78

Ketum ADPISI: Menjadi Muslim Moderat di Era Modernisasi dan Society 5.0 Adalah Sebuah Keniscayaan

27 September 2022

“Modernisasi dan segala bentuk variannya ialah usaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi yang berubah serta berkembang.” Begitulah kurang lebih potongan prolog yang dipaparkan oleh Ketua Umum ADPISI (Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Se-Indonesia), Dr. Andy Hadiyanto, M. A., kepada para mahasiswa Prodi PAI UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Senin (26/9/2022) dalam kegiatan kuliah umum yang dilakukan via zoom meeting.

Modernisasi saat ini menjadi diskursus yang begitu menarik pasca fenomena perubahan zaman yang demikian cepat. Era Revolusi Industri 4.0 merupakan tonggak modernisme baru bagi masyarakat atau generasi kekinian. Menurut Dr. Andy Hadiyanto dalam paparannya, modernisasi minimal memiliki tiga fitur. Pertama, sebagai pembeda dari cara yang sudah ada. Kedua, penyesuaian diri dengan yang sedang berlaku, dan ketiga, meninggalkan yang terdahulu demi perbaikan.

Lebih lanjut, Ketua Umum ADPISI yang berkhidmat sebagai dosen di Universitas Negeri Jakarta ini juga memberi gambaran mengenai karakteristik modernisasi yang saat ini sedang berlangsung. Pembebasan dari keterbelakangan, takhayul, dan sikap reaksioner adalah satu dari sekian banyak karakteristik modernisasi. Namun menurutnya, pada era sekarang karakter itu justru berbanding terbalik dengan realitas masyarakat. “Masyarakat kita hari ini, justru lebih senang dengan gaya berpikir yang instan dan minim penalaran. Buktinya, sekalipun gawai yang dimiliki saat ini canggih-canggih, tapi orang-orang sekarang banyak yang gagal untuk berpikir kritis,” tandasnya.

Fenomena demikian itu menjadi indikasi bahwa modernisasi yang terjadi saat ini masih jauh dari harapan. Modernisasi perlu diselaraskan lagi dengan nilai-nilai wasathiyah atau dalam konteks ini moderasi beragama agar kita punya sikap proporsional dalam memandang perubahan zaman. Berkaitan dengan itu, Dr. Andy memberikan kiat-kiat khusus kepada para mahasiswa dan audiens yang hadir secara virtual ini agar sukses mengimplementasikan moderasi dan menghadapi modernisasi. Kiat pertama yaitu mahasiswa harus bersandar pada sanad, bersikap kritis, dan berpikir komprehensif terhadap warisan keberagamaan dari nenek moyang kita terdahulu. Selanjutnya, mahasiswa diharuskan untuk mengedepankan sikap tidak emosional serta tidak memiliki rasa ingin menaklukkan dan menundukkan kepada sesama. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah sikap cinta tanah air, terbuka dengan yang lain, dan membangun kebersamaan untuk mewujudkan keharmonisan.

“Dengan menerapkan kiat-kiat yang tadi diuraikan, saya pikir mahasiswa muslim saat ini dan ke depannya, tentu akan mampu menjawab tantangan perubahan yang sudah di depan mata dengan mengedepankan sikap moderat,” tutupnya.

Acara yang diselenggarakan oleh Prodi PAI UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan ini mendapat respon positif dari para mahasiswa. Peserta yang rata-rata adalah mahasiswa baru sangat antusias dengan kegiatan kuliah umum yang mendatangkan pakar di bidangnya tersebut. Kegiatan kuliah umum yang berlangsung hampir dua jam (pukul 13.00 – 14.50) ini dipungkasi dengan tanya jawab kepada narasumber dan closing ceremony oleh Kaprodi PAI, Dr. Salafudin, M.Si.

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree